
Sobat ApotekerKita masih ingat postingan sebelumnya mengenai berbagai macam rute penghantaran obat? Nah, salah satunya adalah sistem penghantaran Transdermal yang dinilai dapat memberikan solusi terbaik dari kekurangan yang ada pada rute oral dan injeksi.

Sistem Transdermal menggunakan KULIT sebagai area titik pemberian obat. Kulit berpotensi untuk menyerap zat aktif obat, karena merupakan organ dengan permukaan yang luas. Yang banyak kita temui saat ini di pasaran masih didominasi generasi pertama yang mengandalkan teknologi difusi pasif, seperti: gel, krim, liquid spray (non-patch)
Sedangkan, penyerapan zat aktif obat melalui kulit sangat sulit karena ada penghalang utama yang harus dilalui, yaitu stratum korneum (lapisan terluar epidermis). Sehingga, tidak semua jenis obat bisa diberikan menggunakan metode transdermal generasi pertama, hanya efektif untuk molekul zat yang kecil dan larut dalam lemak.
Penelitian terus dilakukan hingga munculah transdermal generasi kedua dan ketiga yang berbentuk patch/plaster/tape dengan menggunakan teknologi: nanopartikel, iontoforesis, elektroporasi, termasuk teknologi MICRONEEDLES. Teknologi ini diklaim sebagai teknologi multiguna dibanding metode Transdermal lainnya. Hal ini untuk mengakomodir penghantaran berbagai jenis obat-obatan termasuk vaksin. Prospektif di masa depan pun sangat menjanjikan, tak heran teknologi ini mendapatkan pengakuan dari World Economic Forum sebagai salah satu dari “Top 10 Emerging Technology of 2020”.
MICRONEEDLES
Adalah jarum berukuran mikro, yang terletak pada tumpuan benda padat, dengan ketinggian jarum berkisar 25 – 2000 mikrometer.

Suatu teknologi serbaguna dengan desain yang cocok untuk menembus lapisan kulit dibanding sistem transdermal lainnya. Ada 5 jenis Microneedles (MN) yang masing-masing ditemukan oleh inventornya, yaitu Solid, Coated, Hollow, Dissolving, dan yang paling terbaru dipatenkan oleh Donnelly et al di tahun 2007 dengan nama Hydrogel-forming Microneedles.

Microneedles (MN) dibuat secara umum dari bahan biocompatible atau biodegradable polimer. Hal ini untuk mencegah iritasi kulit pada tempat aplikasinya. Kemampuan MN menembus kulit dan mempenetrasi ke dalam epidermis, memungkinkan zat aktif obat bermolekul besar bisa masuk ke dalam, termasuk VAKSIN dan obat-obatan berbasis protein!
BISA JADI ALTERNATIF JARUM SUNTIK DI MASA DEPAN, NO MORE PAIN!
Microneedles (MN) mampu menembus subkutan kulit dan mencapai dermis tanpa melukai saraf-saraf tepi dan aliran darah pada lapisan ini, sehingga pengaplikasiannya minim rasa sakit dan lebih nyaman dibanding injeksi.
Sangat memungkinkan untuk diaplikasikan sendiri, terutama untuk penggunaan harian pada pasien dengan terapi insulin. Melihat peluang yang sangat menjanjikan, peneliti terus mengembangkan teknologi ini untuk digunakan pada:
- Vaksin COVID-19 dan Tes Deteksi-nya
- Pengobatan Jangka Panjang Pasien HIV
- Produk Kontrasepsi
Komersialisasi dari produk MN masih dalam proses peninjauan dari sisi regulasi. Penelitian lebih lanjut harus terus dilakukan, terutama studi bioekivalensi untuk menjamin keamanan, efektivitas, dan validitas dari data fase klinik.

MICRONEEDLES TIDAK SAMA DENGAN MICRONEEDLING!
Microneedling adalah salah satu metode terbaru untuk menjaga wajah agar tetap awet muda. Secara umum, teknik ini menggunakan jarum-jarum halus yang ditusukkan ke kulit yang bertujuan untuk menimbulkan luka kecil sehingga merangsang peremajaan kulit.

Bedanya apa?
Pada Microneedles, fungsinya khusus sebagai teknik penghantaran obat/zat kimia lainnya yang pada prosesnya TIDAK SAMPAI MELUKAI luas permukaan kulit seperti Microneedling dalam terapi kecantikan.
Microneedling harus dilakukan oleh tenaga ahli di bidangnya dan di ruangan yang steril agar tidak menimbulkan efek samping, karena proses pengaplikasiannya ada di banyak titik permukaan kulit. Sedangkan Microneedles, pengaplikasiannya hanya sebatas luas patch transdermal yg tentunya kurang dari 30 sentimeter persegi, atau 5.5 x 5.5 sentimeter.
Bisa jadi kan di masa depan, Sobat ApotekerKita tidak perlu lagi takut berhadapan dengan jarum suntik, terutama anak-anak bayi dan balita yang harus rutin divaksinasi.. Wah, bermanfaat sekali ya!
Sumber: Ramadon, D., McCrudden, M.T.C., Courtenay, A.J. et al. Enhancement strategies for transdermal drug delivery systems: current trends and applications. Drug Deliv. and Transl. Res. (2021). https://doi.org/10.1007/s13346-021-00909-6
Ditulis oleh: apt. Dian Rahma Bakti