COVID-19

Perkembangan Informasi mengenai Vaksin COVID-19

PART 2

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah menetapkan jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksin COVID-19 di Indonesia. Apa saja ya?

Ada 6 Vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia:

Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

  1. Vaksin PT Bio Farma Persero (Merah Putih)

Vaksin Produksi PT Bio Farma dikenal sebagai Vaksin Merah Putih. Indonesia melalui Lembaga Eijkman terus melakukan penelitian dan pengembangan Vaksin Merah Putih. Direncanakan, pada kuartal empat tahun 2021 telah selesai melakukan uji klinis fase ketiga. Sehingga pada tahun 2022, Indonesia telah mandiri menggunakan vaksin produksi vaksin dalam negeri.(www.kemkes.go.id)

2. Vaksin AstraZeneca

Perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca dan Universitas Oxford mengembangkan vaksin berdasarkan adenovirus simpanse. Pada 23 November 2020, AstraZeneca dan Oxford mengumumkan bahwa vaksin tersebut memiliki kemanjuran yang baik, berdasarkan penelitian terhadap 131 kasus pertama Covid-19 dalam uji coba di Inggris dan Brasil.

Semua relawan mendapat dua dosis, tetapi dalam beberapa kasus dosis pertama hanya setengah kekuatan. Anehnya, dosis setengah kekuatan awal menghasilkan kemanjuran 90 persen, sementara dua suntikan dosis standar hanya menghasilkan kemanjuran 62 persen. Juga diketahui bahwa dosis rendah hanya diujicobakan pada sukarelawan di bawah 55 tahun, menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang seberapa kuat hasil awalnya. (The New York Times, 27 November 2020)

3. Vaksin Sinopharm

Perusahaan milik negara China, Sinopharm, saat ini sedang menguji dua vaksin berdasarkan virus korona yang diinaktivasi. Salah satunya dibuat oleh Institut Produk Biologi Wuhan. Mereka meluncurkan uji coba Tahap 3 di Uni Emirat Arab pada bulan Juli, dan di Maroko dan Peru pada bulan berikutnya. Pada 14 September, U.A.E. memberikan persetujuan darurat untuk vaksin Sinopharm untuk digunakan pada petugas kesehatan.

Pada bulan November, pimpinan Sinopharm mengatakan, hampir satu juta orang di China telah menerima vaksin tersebut. Pada tanggal 25 November, Sinopharm mengumumkan telah mengajukan permohonan untuk memasarkan vaksinnya di China – terlepas dari kenyataan bahwa mereka belum menyelesaikan uji coba Tahap 3 yang akan menunjukkan bahwa mereka aman dan efektif. (The New York Times, 27 November 2020)

4. Vaksin Moderna

Pada tanggal 30 November, perusahaan Moderna yang berbasis di Boston (USA) mengumumkan bahwa mereka mengajukan permohonan izin penggunaan darurat ke FDA. Jika Moderna menerima otorisasi, suntikan pertama vaksinnya di USA dapat dimulai pada 21 Desember.

Seperti Pfizer dan BioNTech, Moderna membuat vaksinnya dari molekul genetik yang disebut messenger RNA (mRNA). Pada Januari, mereka mulai mengembangkan vaksin untuk virus korona. Vaksin tersebut berisi instruksi genetik untuk membangun protein virus korona, yang dikenal sebagai spike. Saat disuntikkan ke dalam sel, vaksin menyebabkan mereka membuat protein spike, yang kemudian dilepaskan ke dalam tubuh dan memicu respons imun. (The New York Times, 27 November 2020)

5. Vaksin Pfizer and BioNTech

Pada 9 November, Pfizer yang berbasis di New York dan perusahaan Jerman BioNTech membuat sejarah dengan menyajikan data awal yang menunjukkan bahwa vaksin virus korona mereka efektif lebih dari 90 persen.

Pada 2 Desember, Inggris memberikan otorisasi darurat kepada vaksin Pfizer dan BioNTech, menjadi negara Barat pertama yang memberikan persetujuan semacam itu untuk vaksin virus corona. Sementara itu, pada 20 November, perusahaan mengajukan permintaan otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan A.S. F.D.A. diperkirakan akan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk meninjau permohonan tersebut. (The New York Times, 2 Desember 2020)

6. Vaksin Sinovac Biotech Ltd.

Sinovac Biotech, sebuah perusahaan swasta China, mengembangkan vaksin yang diinaktivasi yang diberi nama CoronaVac. Sinovac menerbitkan rincian percobaan pada bulan November di jurnal medis, menunjukkan produksi antibodi yang relatif sederhana. Hanya uji coba Fase 3 yang akan menunjukkan apakah itu cukup untuk melindungi manusia dari Covid-19.

Sementara itu, Sinovac telah mempersiapkan pembuatan vaksin untuk distribusi global, mencapai kesepakatan untuk memasok Indonesia dengan setidaknya 40 juta dosis hingga Maret 2021. (The New York Times, 20 November 2020)


Tanda-tanda vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia sudah semakin jelas nih, tapi jangan terlalu euforia dulu ya, karena Sinovac sendiri belum merilis hasil uji klinik fase 3 nya dan pastinya BPOM hanya akan memberikan izin edar kalau hal ini sudah terpenuhi. Selain itu, untuk tahap pertama vaksinasi akan ada golongan yg akan diprioritaskan (seperti tenaga kesehatan).

So, tetap terapkan protokol kesehatan ya dengan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta senantiasa menjaga jarak).

Stay healthy ya Sobat!

Ditulis oleh: apt. Agil Bredly Musa, S.Farm.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s